Tuesday, February 15, 2011

Jalan Lurus di Payakumbuh

Syair lagu jalan lurus di Payakumbuh memang ada, selain Jalan Soekarno-Hatta. Ada juga jalan lurus dengan yang sosok pahlawan Indonesia yang tidak cengeng, ya:

12965824931421140755

Jalan ini dimulai dari Simpang Bunian (Bunian=mahluk halus), yaitu begitu berjalan dari Sekolah Majelis atau depan Gereja Khatolik di Payakumbuh.

Dari Kota Payakumbuh bila Anda menyusuri jalan lurus tanpa belok kiri atau kanan, maka kendaraan umum L300 yang mengangkut Anda akan mengantar sehabis kendaraan itu hingga di Pasar Suliki, dimana di depannya adalah kantor Pengadilan Suliki.

12965823852069699169

Pengadilan Negeri di Suliki

Dimana berhadapan dengan sederatan kios yang sepi bila tidak Hari Pakan-nya.

Monday, February 14, 2011

Raja Bijak Raja Disembah, Raja Lalim Raja Disanggah

Peribahasa bijak selalu hadir di segala jaman. Meski adanya otonomisasi daerah, dimana bupati dan walikota konon sering di-identikan menjadi “raja-raja kecil” namun tidak semuanya berlaku di Payakumbuh. Di sini masyarakatnya terkenal kritis dalam menilai kepemimpinan seseorang. Sebab, dalam sebuah kurun kepemimpinan seorang walikota di Payakumbuh pernah ada yang “diturunkan” oleh DPRD di tengah jalan. Inilah bukti, bagaimana kritisnya masyarakat di tempat kelahiran SP.

Pada Rabu(5/1) adalah ulang tahun ke-60 dari Walikota Payakumbuh, Sumbar. Salah seorang yang mengucapkannya adalah SP, yaitu menunggu beliau selesai mandi di rumah dinas dan akan berangkat ke kantor walikota.

1296269514818253108

Bersama Walikota Payakumbuh,Capt.H. Josrizal Zain, SE, MM di rumdis-nya

Dalam analisa SP, sang walikota Payakumbuh yang akan mengakhiri masa jabatannya pada pada 2012 merupakan figur yang cukup bersih dalam menjalankan kepemimpinannya (sampai KPK membuktikan yang lain). Masyarakat Payakumbuh membutuhkan penerus kepemimpinannya yang dapat diterima oleh mayoritas pemilih dalam Pilkada 2012 nanti (bila kebijakan tidak berubah, yaitu tetap Pilkada langsung).

Di Payakumbuh tidak dikenal istilah “raja-raja” kecil yang sering disindirkan media massa selama ini. Yang ada adalah raja jalanan yang berbeda dengan raja jalanan yang dikenal di Jakarta (sepeda motor). Di sini yang dikenal sebagai raja jalanan adalah yang di bawah ini:

12962704651716703840

Merajai di jalanan di luar stadion pacuan kuda, Payakumbuh

Apa gambar di atas kurang jelas? Baiklah ditambah dengan yang ini:

12962704521570936692

Tidak usah dijelaskan mahkluk apa ini, kan? Kalau juga nggak mengerti, sangat kelewatanlah…

Juga mereka merajai area di dalam stadion pacuan kuda:

12962701981116758018

Menguasai stadion dengan bukan saja menduduki, tapi memijaki dan menghabisi rumput yang ada di dalam stadion

Yang Perlu diperhatikan Walikota Payakumbuh

Mungkin ini yang perlu diperhatikan oleh seorang walikota di Payakumbuh menjelang akhir masa jabatannya pada 2012 nanti adalah:

Pertama: Kebersihan di pasar jangan hanya diperhatikan di luar dekat jalan saja.

1296271575813448026

Kondisi pasar di bagian belakang kurang terjaga oleh Dinas Pasar setempat

Kedua, tingkat hunian pasar yang mengkuatirkan namun masih sangat “membuka” pemilik modal besar sehingga pada Maret 2009 dibukalah Ramayana sebagai “raksasa pesaing” para pengusaha lokal di Payakumbuh.

1296272374161286653

Ramayana diklik dari atas Mesjid Muhammadiyah, Payakumbuh. Dulu adalah kantor Walikota Payakumbuh sebelum pindah di simpang Ngalau, Koto Nan Ampek arah jalan Payakumbuh-Bukittinggi

Ketiga, kapan nih diresmikan los pasar renovasi di Nunang?

129627261053888615

Los-los pedagang kaki lima yang berada di sekitar Terminal Angkot Kelurahan Nunang

Tiga hal yang menjadi pertanyaan tentang pasar ini sangat mendasar. Mengingat saat ini roda perekonomian masyarakat di Payakumbuh sangat memerlukan kebijakan tentang pasar yang baik. Pemko Payakumbuh hendaknya memperhatikan keberadaan pedagang lokal yang telah menciptakan “pasar” bukan semata membuka peluang para pemilik modal besar seperti Ramayana misalnya. Untuk sementara ini belum terlihat dampaknya antara keberadaan pasar modern yang bersaing dengan pasar tradisional. Namun, lama-kelamaan budaya masyarakat pun akan dipengaruhinya.

Banyak yang perlu dipertahankan diperbaiki dari apa yang sudah ada selama ini, bukan mengadakan yang baru saja.

Kota Kuliner Payakumbuh

12962968521661420744

Sepanjang jalan Soekarno-Hatta, Payakumbuh geliat PKL kuliner terlihat sejak mulai pukul 16 sore. Mereka umumnya berdagang dengan mendirikan tenda seperti yang terlihat di depan Plaza Payakumbuh yang dibangun pada 1980-an dan mulai terlihat kumuh kondisinya:

Umumnya masakan di luar masakan Minang yang umumnya ada di restoran. Sebagian berupa sate Pariaman, Sate Padang Panjang, Martabak Kubang

Para PKL mengambil sebagian jalan yang pada siang hari terlihat lengang, namun malam hari terlihat seperti pasar malam saja nampaknya.

Referensi Tempat Kuliner di Payakumbuh

Menyambut demikian animo para pembaca kompasiana yang memberikan tanggapan serta menanyakan dimana tempat kuliner yang enak di sepanjang Jalan Soetta, Payakumbuh (kecuali Bakso Borobudur), maka dengan ini SP muat beberapa tempat saja yang memungkinkan untuk didatangi dan dicoba masakannya:

1296381323459941158

Rumah Makan MINANG ASLI. Ini adalah salah satu pemilihan nama yang ingin mengatakan bahwa rumah makan yang didirikan adalah

Selain RM yang mencitrakan masakan Minangkabau lainnya seperti RM Asia Baru, ternyata Kota Payakumbuh sangat toleran dengan banyaknya aneka kuliner dari luar daerah Sumatera Barat seperti Bakso Borobudur dan Bakso Ateng.

1296381682515750584

Tidak sempat SP tanya apakah pemiliknya adalah Ateng si Pelawak seangkatan Edy Sud dan Bing Slamet. Atau bisa juga mungkin berarti

Selain yang ada kedua di atas, berhubung hp kamera sudah low bat, maka tidak bisa ditampilkan lainnya. Kompasianer, Yunus sudah sempat mengatakan ada juga RM Pergaulan–yang tidak bermaksud menyaingi lagu Rhoma Irama, “Perdamaian”.

129644538856164743

Tawaran cita rasa lainnya di Payakumbuh

Menu masakan di Payakumbuh terasa akrab dengan lidah siapa saja, tidak terlalu pedas dan tidak terlalu manis.

12964454541171418940

Sudimoro alias sudidatang

Hmm, enaknya bila cicipi masakan di…

129644609066292736

kedai kopi daun

Sambil santai, ah….

12964460361442597545

yuk minuuummm….

Cuma Ada 1 Bioskop di Payakumbuh


Cuma ada 1 bioskop di Payakumbuh:

12963828851089506898

Bioskop di Jalan Gambir, Payakumbuh, dengan tarif Rp.2.500 hanya 1 kali seminggu memutar film, Malam minggu (29/1)kemarin memutar film Brooke Shields,

Jadi, kalau candu nonton maka anda dapat juga mengunjungi bioskop terlangka di dunia ini. Entahlah isi ruangannya, SP tidak sempat masuk berhubung masih dikunci saat mendatanginya…

12964512222106810033

Brooke Shields dari dilhat dari angel lainnya

Bioskop Boleh Cuma 1, Tapi, Warnet Ada100-an Tempat (Catatan Harian di Payakumbuh)

Kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat boleh mencibir Payakumbuh yang cuma punya 1 bioskop “taratak bungo karang”, namun urusan warnet (warung internet) di sini ada ratusan lebih. Jauh lebih banyak dibanding Bukittinggi bahkan mungkin Padang, ibukota Sumatera Barat.

12964430221107601877

Inilah salah satu warnet terbesar dengan belasan unit komputer modern dan asri suasanya. Jauh dari kebisingan bila dibanding warnet yang ada di pusat kota, misalnya.

Mengapa begitu? Payakumbuh, dikenal sebagai kota kuliner juga sebagai Kota Pelajar sebagaimana dikenalnya Yogyakarta sebagai Kota Pelajar.

Cuma, jangan berharap mau naik taxi dari Payakumbuh ke Bukittinggi. Anda akan terlalu lama menunggu. Cukup sediakan uang Rp.6.000,- saja, maka dapat Anda tempuh selama 33 menit Bukittinggi dengan otobus yang cukup kuno bentuknya.

Ini ada taxi yang terekam laksana UFO saat SP mau ke warnet di Jalan Soekarno Hatta, Payakumbuh.

1296443289860414052

Taxi di Payakumbuh seperti menunggu Crop Circle dan UFO Akan Mendarat Dimana-mana. LIhat http://sosbud.kompasiana.com/2011/01/31/crop-circle-dan-ufo-akan-mendarat-dimana-mana/

Yang perlu ditingkatkan adalah pemeliharaan jalan dan kebersihan saja di Payakumbuh. Sebab, hingga hari, Senin (31/1/2011) masih banyak jalan yang rusak parah namun luput dari pemantauan dinas terkait, antara lain jalan di Pasar Payakumbuh yang laksana kubangan kabau (kerbau) besarnya.

1296447856983108469

Kubangan kabau di Jalan Nunang(1)

Lainnya:

12964475591267400741

Di Jalan inilah masyarakat ba-bendi bendi ka Pasa Payakumbuh, aduh beceknya…siapolah yang tanggung, siapolah nan marasai…(syair nyeleneh Babendi-bendi ka Sungai Batang)